Pada Rabu, 1 Oktober 2025, Gereja Katolik merayakan Pesta Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, seorang santa yang terkenal dengan “jalan kecil” penuh kerendahan hati.
Injil hari ini (Matius 18:1-5) selaras dengan semangat hidup Theresia: Yesus menegaskan bahwa siapa pun yang merendahkan diri seperti anak kecil, dialah yang terbesar di Kerajaan Surga.
Pesan ini mengajak umat untuk meneladani kesederhanaan, kepercayaan, dan ketulusan hati, sebagaimana dijalani Santa Theresia dalam hidupnya.
Berikut perikop Injil harian Matius 18:1-5 hari ini Sabtu 1 Oktober 2022 untuk renungan Katolik singkat:
Bacaan Injil: Matius 18:1-5
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
Lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Singkat
Pertanyaan para murid: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” mencerminkan kecenderungan manusia yang sangat alami: ingin dihargai, diakui, bahkan di atas orang lain.
Para murid Yesus, yang setiap hari bersama Sang Guru, masih terjebak dalam pola pikir duniawi tentang kebesaran.
Mereka mungkin membayangkan Kerajaan Surga seperti kerajaan dunia, di mana ada hirarki, kedudukan, dan kehormatan.
Namun Yesus menjungkirbalikkan cara pandang itu. Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah. Mengapa anak kecil?
Karena anak kecil memiliki kualitas yang sering hilang ketika seseorang dewasa: kesederhanaan hati, kerendahan diri, ketulusan, kepercayaan penuh, dan kemurnian kasih.
Anak kecil adalah simbol kerendahan hati.
Anak kecil tidak sombong, tidak membanggakan kekuatan atau pencapaian.
Mereka tahu bahwa mereka lemah, dan justru karena itu mereka selalu bergantung kepada orang tuanya.
Yesus mengajarkan bahwa hanya dengan kerendahan hati seperti ini kita dapat masuk dalam Kerajaan Allah. Kerendahan hati berarti menempatkan Allah sebagai pusat, bukan diri kita.
Anak kecil percaya tanpa syarat.
Seorang anak tidak banyak berargumentasi ketika ayah atau ibunya berkata sesuatu. Mereka percaya, menyerahkan diri dengan pasrah.
Begitu juga dalam iman, kita diajak untuk percaya kepada Allah dengan hati sederhana, meski sering kita tidak mengerti jalan-Nya. Percaya kepada Allah berarti berjalan dalam keyakinan bahwa apa yang Ia izinkan dalam hidup kita selalu bermakna.
Anak kecil itu tulus.
Mereka tidak menyimpan dendam. Kalau bertengkar dengan temannya, beberapa menit kemudian mereka sudah kembali bermain bersama.
Berbeda dengan orang dewasa yang kadang menyimpan sakit hati bertahun-tahun. Yesus mengajak kita untuk belajar memaafkan dengan hati tulus, tanpa pamrih, tanpa syarat, dan tanpa batas waktu.
Menyambut anak kecil = menyambut Kristus.
Dalam ayat 5 Yesus menegaskan bahwa siapa yang menyambut seorang anak kecil dalam nama-Nya, ia menyambut Kristus sendiri.
Artinya, cara kita memperlakukan mereka yang lemah, kecil, miskin, tersingkir, dan tidak berdaya adalah ukuran nyata sejauh mana kita sungguh mencintai Yesus. Kerajaan Allah bukan soal siapa paling berkuasa, melainkan siapa paling melayani.
Bacaan Injil hari ini mengajak kita bercermin:
- Apakah dalam hidup, kita lebih sibuk mencari pengakuan daripada melayani?
- Apakah kita mau belajar menjadi sederhana, tidak selalu menuntut, dan rendah hati di hadapan Allah serta sesama?
- Apakah kita mampu menyambut orang-orang yang dianggap “kecil” di sekitar kita: anak-anak, orang miskin, orang tersingkir, mereka yang jarang dipedulikan?
Menjadi besar dalam Kerajaan Allah bukan berarti memiliki nama, kuasa, atau harta.
Menjadi besar berarti mampu merendahkan diri, percaya kepada Allah seperti seorang anak kecil, dan setia mengasihi orang-orang yang kecil.
Doa
Ya Tuhan Yesus, Engkau menempatkan seorang anak kecil di tengah murid-murid-Mu untuk mengingatkan kami bahwa kebesaran di mata-Mu tidak sama dengan kebesaran di mata dunia.
Ajarlah kami bertobat, meninggalkan keangkuhan, dan memiliki hati sederhana, tulus, serta rendah hati seperti seorang anak kecil. Semoga hidup kami menjadi kesaksian kasih-Mu bagi sesama, terutama bagi mereka yang kecil, lemah, miskin, dan tersingkir.
Amin.
Demikianlah Renungan 1 Oktober 2025: Belajar Kerendahan Hati dari Anak Kecil dan Santa Theresia.***

0 Komentar